Desa adalah suatu wilayah yang
merupakan bagian terkecil dari pemerintahan dan didalamnya terdapat masyarakat dengan seklumit
perbedaan namun tetap penuh toleransi sehingga mampu hidup berdampingan. Di sebuah
desa, apalagi diwilayah pelosok yang jauh dari pusat pemerintahan memiliki
fasilitas yang serba terbatas, perputaran ekonomi masyarakat tidak berjalan karena setiap
pekerjaan yang mereka lakukan hanya cukup untuk kebutuhan mereka sehari-hari. Sehingga
tidak ada peningkatan kesejahteraan rumah tangganya. Masyarakat dengan
mayoritas bekerja sebagai petani menggantungkan hidupnya pada alam. Menanam padi
dan sayur, mencari ikan disungai, atau menorah getah karet. Jika mereka tidak
melakukan
itu, mereka tidak bisa makan atau memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk
itu diadakan sebuah program pemberdayaan ekonomi masyarakat binaan Dompet
Dhuafa bekerjasama dengan PT.Arutmin Indonesia, sebuah perusahaan tambang
disekitar desa-desa tersebut.
Program yang kami lakukan adalah
dalam bentuk aneka usaha, baik itu pertanian, perkebunan, peternakan,dan
perdagangan. Semua usaha yang dibangun, dilakukan secara berkelompok 5-10 orang
yang kemudian bersama-sama menjalankan usaha ini dengan pencapain sesuai dengan
perencanaan program, sehingga setidaknya dengan usaha ini ada pemasukan
tambahan lain sebagai upaya peningkatan ekonomi rumah tangga. Selain peningkatan
ekonomi yang bisa dihitung dengan adta kuantitatif, namun juga dengan selalu
dilakukan pembinaan, obrolan-obroan pendamping yang membangun dan memberikan
motivasi, maka secara kualitatif masyarakat mampu memberikan perubahan sikap dan perilaku dirinya ke arah yang lebih
baik, sehingga mampu menjadi pemimpin yang penuh tanggungjawab, pebisnis yang
pantang menyerah, dan pribadi yang dermawan.
salah satu usaha yang dibangun
adalah usaha peternakan itik petelur. Usaha ini berada di Desa Wilas, desa
binaan baru, lebih lambat 1 tahun dari 5 desa lainnya. usaha ini dibangun berdasarkan
keinginan kelompok yang berjumlah 9 orang.
Dengan pengalaman yang mereka miliki dan kebiasaan yang sering mereka lakukan,
mereka sangat yakin bahwa usaha ini akan menguntungkan dan mampu meningkatkan
kesejahteraan mereka. Walaupun pada awal terbentuknya sempat diragukan
keberhasilannya oleh tim pendamping, karena melihat pengalaman di desa-desa
sebelumnya. Usaha itik petelur di desa sebelumnya belum mampu memberikan hasil
yang baik bagi kelompok, karena itik tidak juga bertelur sesuai siklus. Namun melihat
keinginan dan keyakinan kelompok ini yang begitu besar, sehingga saya pun
sebagai pendamping di desa ini sangat yakin akan keberhasilan usaha itik
petelur ini.
Kelompok ini diberikan 315 ekor
itik petelur asal alabio, yang terdiri dari 270 ekor itik betina dan 45 ekor
itik jantan yang terbagi atas 5 kandang yang berbeda. Dalam merawat itik ini
harus dengan telaten dengan member makan itik secara teratur berupa dedak atau
benih, dan makanan konsntrat lainnya. juga cukup dengan airnya, agar itu sering
berendam atau membasahi bulunya, tempat yang bagus untuk merawat itik ini
dilakukan disekitar danau. Dalam usaha ini untuk membantu kelompok, program
memberikan tamabahan dana untuk pembelian pakan itik selama 3 bulan, diharapkan
dengan tambahan modal untuk pakan ini, itik lebih cepat gemuk dan cepat
bertelur.
Setelah itik ini didatangkan dari
alabio, kami prediksi setidaknya itik ini akan bertelur setelah 3-4 bulan
perawatan. Namun setelah berjalan 4 bulan, itik ini pun belum juga mau
bertelur. Pakan terus diberikan dengan penambahan konsentrat, namun itik belum
mau juga bertelur. Muncul pendapat mitra di kelompok bahwa sepertinya mereka
akan memiliki nasib yang sama dengan kelompok itik di desa lain. Namun dengan
semangat dan keyakinan pendamping bahwa itik ini suatu saat akan bertelur,
pendamping selalu memberikan semangat dan arahan agar mitra tetap yakin
usahanya akan berhasil. Kata kuncinya
adalah bersabar dan terus giat.
itik sudah masuk ke tanda-tanda
akan bertelur, bahwa itik sudah kawin, berjangkirk, dan menara (banjar). Dengan
tanda inilah menurut mitra itik akan bertelur setidaknya 2 minggu lagi setelah
tanda ini muncul. Namun tetap saja, setelah satu bulan berjalan itik juga belum
mau bertelur. Dengan kondisi ini, semangat mitra mulai kembali turun, dan mulai
tidak yakin akan usaha itik ini akan berhasil. Sekali lagi dengan semangat
keyakinan yang ditularkan oleh pendamping dan keyakinan ketua kelompok ini
bahwa itiknya akan bertelur, mitra dikelompok ini pun bersabar bahwa itiknya
akan bertelur nanti, melihat tanda-tanda yang sudah muncul saat ini.
Seminggu berjalan, pertemuan
rutin dilakukan setiap tanggal 1. Dan hari ini pertemuan rutin itu dilakukan,
pendamping dan mitra sama-sama berkumpul untuk membahas berbagai hal terkait
usaha yang dijalankan. Sebelum rapat
dimulai salah satu mitra bercerita dengan antusias bahwa pada malam hari
terdengar suara itiknya bertelur, dan benar saja esok paginya mitra tersebut
melihat itik bertelur, ya bertelur 1 butir. Mendangar kabar itu kami semua yang
berkumpul langsung berteriak syukur, bahkan sangking senangnya, saya langsung
lonjat sambil mengangkat kedua tangan terbuka
dan berteriak “Alhamdulillah”. 1
butir telur ini sungguh berarti untuk memberikan semangat kepada mitra yang
lain bahwa itik-itik ini akan bertelur, itik ini akan bertelur dan akan menjadi
usaha yang menguntungkan serta mampu meningkat kesejahteraan mitra dalam kelompok
ini. Suatu semangat dengan aura yang luar biasa, yang mampu mengabulkan
pengharapan menjadi suatu kenyataan. 1 butir telur ini sungguh berarti bahwa
mampu meberikan dampak poitif bagi mitra kelompok maupun masyarakat secara
umum. Bayangkan bahwa sebuah usaha yang dibangun dengan penuh tatangan dan
keraguan, mampu menunjukkan jati dirinya dengan keyakinan dan kesabaran. Sehingga
semua orang akan melirik dan akan memotivasi semangat mereka untuk berusaha
dibidang apapun untuk menigkatkan taraf hidupnya. Ya, 1 butir telur itu memberi semangat! (dek)
No comments:
Post a Comment